Pemdes Kedu Baru Adakan Pelatihan Pemutakhiran Data SDGs Tahun 2024

Bengkulu Utara-Dunia Berita- Pemerintah Desa Kedu Baru menggelar pelatihan pemutakhiran data untuk Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2024. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengumpulkan, memproses, dan memperbarui data terkait dengan berbagai indikator SDGs di tingkat desa, Senin (06/05/2024).

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengimputan data adalah pendataan warga yang mengalami stunting. Ini menjadi penting karena stunting bisa menjadi indikator masalah gizi dan kesehatan masyarakat. Selain itu, penting juga untuk mencatat pembangunan infrastruktur, seperti pengangkutan limbah rumah tangga. Namun, kendati data telah diimput, masalah seperti pembuangan sampah sembarangan masih menjadi perhatian serius. Praktik ini tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi untuk mengubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah, terutama agar tidak lagi membuangnya ke saluran irigasi atau sungai. Dengan demikian, peraturan yang diterapkan perlu disosialisasikan dengan baik agar dapat mengubah perilaku dan mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Selanjutnya, pada awalnya, rumah-rumah di Desa Kediri memiliki halaman yang cukup luas, memungkinkan masyarakat untuk membuang sampah organik dan non-organik dengan cara yang kurang teratur. Mereka sering mengubur atau membakar sampah di halaman rumah. Namun, seiring waktu, perkembangan desa mengakibatkan pemukiman menjadi lebih padat, dengan anak-anak membangun rumah di sekitar rumah orang tua mereka.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perubahan dalam pola pemukiman, masalah sampah di Desa Gedung akan menjadi lebih serius. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pengelolaan sampah. Unit pengelolaan sampah harus dibangun atau ditingkatkan agar masyarakat dapat membuang sampah secara teratur dan efisien. Ini termasuk pendidikan kepada masyarakat tentang pemilahan sampah, pengelolaan limbah, dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Perubahan cuaca dan siklus alam dapat mempengaruhi kegiatan di desa, seperti banjir di kebun atau wilayah lainnya. Kita seringkali kurang tanggap terhadap hal ini karena kurangnya persiapan. Contohnya, banjir di Lebong hanya terjadi sekali dalam 25 tahun. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari sejarah desa dan wilayahnya. Sebagai contoh, Lembaga Sakti dulunya penduduknya bukan dari Desa Sukanegara, Sukamedan, atau Suka Baru, tetapi dari pinggiran sungai. Mereka pindah ke daerah yang sekarang menjadi beberapa desa terpisah akibat banjir bandang 30 tahun yang lalu.

“Dengan memahami sejarah dan lingkungan tempat tinggal kita, kita dapat lebih siap menghadapi perubahan dan bencana alam di masa depan.” ungkap salah satu peserta pelatihan

Di Desa Kedu Baru sendiri, kini tidak ada lagi rumah-rumah kumuh, dan penyandang cacat atau disabilitas telah menggunakan kendaraan pribadi. Desa ini telah mengalami kemajuan yang signifikan.

Harapan dari Kepala Desa adalah agar Desa Kode Baru dapat terus berkembang menjadi lebih maju serta lebih menjaga ketertiban, keamanan, dan kesehatan masyarakat di Desa Kedubaru. Harapannya, masyarakat dapat menjadi lebih baik lagi dengan mengurangi perilaku membuang sampah sembarangan dan menjaga lingkungan dengan lebih baik. (ADV Amunt)

https://128.199.224.213/
https://pub-37220a47d38f429ebc1cafa93fb85022.r2.dev/index.html
https://lppm.upmi.ac.id/-/mposlot/
https://pub-8d95f7eafa584fc4a0dd04716326acd5.r2.dev/index.html
https://uia.ac.id/wp-content/